MATERI PAK IMAN SMK ASY
petir
Minggu, 24 Agustus 2014
sistem kemudi kelas xii power steering
Cara Kerja Power Steering
POWER STEERING
Sistem kemudi ini memiliki sebuah booster hidraulis dibagian tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan. Dalam keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg ( lihat gambar )
Animasi cara kerja power steering
Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila kendaraan bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium sampai kecepatan tinggi.
Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :
- Mengurangi daya pengemudian ( steering effort )
- Kestabilan yang tinggi selama pengemudian
Cara kerja power steering :
1. Posisi netral
Minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila katup pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke saluran pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.
Animasi gerakan fluida pada posisi netral
2. Pada saat membelok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
Rabu, 07 Mei 2014
SISTEM PEMINDAH TENAGA TKR XI
POWER TRAIN/DRIVE TRAIN (PEMINDAH DAYA)
Pemindah daya (drive
train) adalah sejumlah mekanisme yang memindahkan tenaga yang dihasilkan oleh
mesin untuk menggerakkan roda dan kendaraan. Pemindah daya umumnya yang
digunakan ada dua jenis. Mesin depan penggerak belakang (front-engine rear
drive) yang disingkat FR dan jenis mesin depan penggerak depan (front engine
front drive) atau FF. Disamping itu ada jenis lain yaitu mesin tengah penggerak
belakang (midship-engine rear drive) disingkat MR, dan jenis penggerak empat
roda (4WD) four wheel drive. Jenis 4WD dibagi menjadi, jenis part time 4WD dan
jenis full time 4WD.
KOPLING
Kopling (clutch)
terletak diantara mesin dan transmisi, seperti diperlihatkan pada gambar, di
bawah, fungsinya untuk menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke
transmisi melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi. Demikian juga kopling
dapat memindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda
penggerak (drive wheel) agar gerak mula kendaraan dapat berlangsung dengan
lembut dan perpindahan roda-roda gig! Transmisi dapat lembut sesual dengan
kondisi jalannya kendaraan.
Persyaratan Kopling
- Harus dapat menghubungkan transmisi dengan mesin secara lembut.
- Pada saat menghubungkan ke transmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip.
- Harus dapat membebaskan hubungan dari transmisi dengan sempurna dan cepat.
KONSTRUKSI CLUTCH
Kopling (clutch) terdiri
dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada gambar di bawah. Tutup kopling
(clutch cover) terikat pada roda penerus (flywheel mesin oleh beberapa baut dan
berputar bersama-sama dengan pelat kopling sesuai dengan kecepatan mesin.
CLUTCH
COVER
Selama tutup kopling
(clutch Cover) terikat pada roda penerus (flywheel) mesin dan berputar
bersama-sama dengan putaran mesin, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk
menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga harus mempunyai kemampuan
memindahkan panas dari hubungan kopling. Tutup kopling dibagi menjadi dua tipe
yaitu diaphragma dan coil. Dewasa ini tutup kopling tipe pegas diaphragma lebih
banyak digunakan, tipe pegas coil ini banyak digunakan untuk kendaraan berat.
Tipe kopling pegas
diaphragma (diaphragm spring) mempunyai keuntungan sebagai berikut :
- Tenaga yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pedal kopling diusahakan sekecil mungkin.
- Pegas diaphragma menekan pelat penekan lebih merata dibandingkan dengan pegas coil.
- Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi tekanan pada pelat penekan. Selama sekeliling permukaannya rata, kopling tetap seimbang.
- Tidak seperti kopling tipe coil yang mana tenaga pegas akan berkurang pada kecepatan tinggi karena gaya sentrifugal, kopling tipe pegas diaphragma bebas dari problema ini.
- Pegas diaphragma memerlukan ruang arah axial yang cukup kecil, sehingga sirip-sirip pendingin dapat diletakkan pada plat penekan.
- Jumlah bagian-bagiannya lebih sedikit dari pada tipe pegas coil.
PELAT
KOPLING (CLUTCH DISC)
Pelat kopling (clutch
disc) diperlukan untuk dapat memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi
slip. Pelat kopling dibuat sedemikian rupa, agar pada saat tenaga harus
dibebaskan, kopling dapat bekerja dengan sempurna dan cepat. Pelat kopling
terdiri dari facing (bagian yang bergesekan), semacam bahan gesek (friction
material) yang di keling disekeliling plat pada kedua permukaannya dan hub yang
terletak dibagian tengahnya, yang menerima perkaitan dengan input shaft
transmisi.
Hub diletakkan diantara
pelat-pelat dan dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak sedikit dalam arah
dari putaran melalui peredam (pegas coil atau karet). Bentuk ini bekerja untuk
mengurangi kejutan pada saat tenaga dihubungkan.
BANTALAN
PEMBEBAS (RELEASE BEARING)
Bantalan pembebas
(release bearing) memudahkan garpu pembebas bergerak mundur dan maju sepanjang
penopang bantalan depan transmisi, untuk menekan putaran pegas diapragma (atau
lengan pembebas pada jenis pegas coil) dan membebaskan kopling.
ADA 2 MEKANISME CLUTCH
CONTROL
1.
CLUTCH CONTROL HIDRAULIS
Konstruksi kopling
hidraulis (hydraulic clutch) seperti pada gambar di bawah. Pada tipe kopling
ini pergerakan pedal kopling dirubah oleh master silinder menjadi tekanan
hidraulis kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling (clutch release fork)
melalui silinder pembebas (release cylinder). pada kopling tipe ini pengemudi
tidak terganggu oleh bunyi getaran mesin dan kopling mudah digerakkan.
Kelebihan :
- Ringan
- Respon pemutusan dan
penghubungan cepat
- Penempatan clutch
control mudah disesuaikan dengan kondisi
2.
CLUTCH CONTROL CABLE
Pada konstruksi ini,
pergerakkan pedal kopling yang diinjak oleh pengemudi diteruskan ke kopling
melalui kabel baja.
Kelebihan :
- Konstruksi sederhana
- Perawatan mudah
TRANSMISI MANUAL
Momen yang dihasilkan
oleh mesin mendekati tetap, sementara tenaga bertambah sesuai dengan putaran
mesin. Bagaimanapun juga kendaraan memerlukan momen yang besar untuk mulai
berjaIan atau menempuh jalan yang tinggi seperti pada gambar di bawah.
Pada jalan yang mendaki,
roda penggerak memerlukan tenaga yang lebih besar sehingga kita harus memiliki
beberapa bentuk mekanisme perubah momen. Putaran roda berkurang tetapi momen
bertambah Tetapi momen yang besar tidak diperlukan selama kecepatan tinggi pada
saat roda membutuhkan putaran yang cepat. Pada saat mobil menempuh jalan rata,
momen mesin cukup untuk menggerakkan mobil. Transmisi digunakan untuk mengatasi
hal ini dengan cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi), untuk merubah
tenaga mesin menjadi momen sesuai dengan kondisi perjalanan kendaraan dan
memindahkan momen tersebut ke roda-roda. Bila kendaraan harus mundur, arah
putaran dibalik oleh transmisi sebelum dipindah ke roda-roda.
1. KOMBINASI RODA GIGI
(Gear Combination)
Bila dua roda gigi
dikombinasi seperti pada gambar , arah putaran dari input shaft (A: sisi mesin
& input shaft) akan berbalik arah pada output shaft (B : sisi output shaft
& propeler shaft) B (Jumlah gigi dari roda gigi) Perbandingan roda gigi = A
(Jumlah gigi dari roda gigi). Dalam transmisi ini dua pasang roda gigi
dikombinasi untuk memperoleh putaran output shaft searah dengan input shaft.
Perbandingan roda gigi dalam suatu kombinasi ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Perbandingan roda gigi =
A x C
Mesin tidak dapat
berputar pada arah kebalikannya karena terbatas keadaan, roda gigi idle E
dipasang diantara roda gigi C dan D seperti gambar d bawah, untuk menggerakkan
kendaraan ke arah mundur.
Perbandingan roda gigi
.= B/A x E/C x D/E = B/A x D/C
GERAK MUNDUR
Roda gigi E disebut
reverse idler gear dan digunakan untuk mundur dengan merubah arah putaran.
Perbandingan roda gigi akan sama bila ditambah dengan roda gigi idle.
PENTING
Roda gigi transmisl
(transmission gear) disebut roda gigi ke 1, roda gigi ke 2, roda gigi ke 3 dan
lain-lain. Roda gigi pertama (rendah) mempunyal perbandingan roda gigi yang
besar. Roda gigi yang menghubungkan langsung mesin dengan propeller shaft tanpa
reduksi disebut roda gigi ke 3 atau roda gigi ke 4 (tinggi), dan roda gigi yang
mempunyal perbandingan roda gigi leblh kecil dari 1.0, kecepatan yang
dihasllkan oleh propeller shaft leblh cepat darl pada mesin disebut roda gigi
overdrive.
2. TRANSMISI UNTUK
KENDARAAN FR (mesin depan penggerak belakang)
Bentuk.dan susunan dari
transmisi bermacam-macam tergantung pada jenis kendaraannya. Pada umumnya
transmisi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
- Clutch housing
- Transmission case
- Input shaft Counter shaft dan counter gear
- Output shaft dan gear
- Reverse gear
- Gear shift mechanism Extension housing
SHAFT DAN GEAR
Seperti diperlihatkan
pada gambar transmisi disebelah kanan adalah saat poros (shaft) dan rods gigi
(gear) dikeluarkan dari transmission case. Ujung depan input shaft ditahan oleh
bearing pada ujung belakang poros engkol. Oleh karena itu poros engkol, input
shaft dan output shaft tersusun segaris, pada jenis transmisi FIR. Umumnya
tenaga kombinasi roda gigi dipindahkan dari input shaft ke poros gigi counter,
dan roda gig! counter berkaitan tetap dengan roda gigi pasangannya pada output
shaft.
3. TRANSMISI KENDARAAN
FF (Mesin depan, pengerak depan)
Transmisi jenis FF yang
digabung menjadi satu dengan differential biasa disebut transaxle. Transaxle
mempunyai bagian-bagian utama sebagai berikut :
- Transaxle case
- Trasmission case
- Input shaft and gear
- Output shaft dan gear T
- Ransmission case cover
- Gear shift mechanism
- Differentian assembly
SHAFT DAN GEAR
Mekanisme bagian dalam
transmisi tipe FF hampir sama seperti transmisi tipe FR. Seperti terlihat pada
gambar di bawah transmisi tipe FF tidak mempunyai poros roda gigi counter
(counter, gear shaft) dan poros outputnya langsung menggerakkan differential.
Tidak seperti halnya pada transmisi tape FR bagian ujung depan poros input
tidak dhubungkan melalui bearing ke ujung belakang dad pada poros engkol.
PENTING
Transaxle dilumasl
dengan oil roda gigi, oil roda gigi hypold, minyak transmisi
otomatis dan lain-lain,
dan penggunaan pelumas yang baik harus disesuaikan
dengan jenis transmisi
atau mekanisnya. Sebelum menambah atau menggantl oil/mlnyak
transmisi, Iihatlah pada
pedoman reparasi atau pedoman pemilik.
TRANSMISI OTOMATIS
Transmisi otomatis (A/T)
adalah kopling dan transmisi yang bekerja secara otomatis dan terdiri dari 3
bagian utama :
1. Torque converter
2. Planetary gear unit
3. Hydraulic control
unit
Transmisi otomatis pada
kendaraan tipe FR dan tipe FF bentuk luarnya tidak sama tetapi pada dasarnya
mempunyai fungsi yang sama.
1. TORQUE CONVERTER
Torque converter
berfungsi sebagai kopling otomatis. Disamping itu juga berfungsi untuk
memperbesar momen mesin. Seperti pada gambar di bawah. Torque converter terdiri
dari pump impeller, turbine runner dan stator. Stator terletak diantara
impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmision
Fluid) dan momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.
Perpindahan Momen
Mesin (crankshaft)
>>>> Impeller pump>>>> Turbin
runner>>>Transmission
2. RODA GIGI PLANETARY
Roda gigi planetary
(planetary gear) menerima tenaga gerak dari turbin runner di dalam torque
converter dan berfungsi sebagai pembantu transmisi. Seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah, roda pigi planetary tardiri dari tiga roda gigi (ring gear,
pinion gear dan sun gear) dan planetary carrier. Roda-roda gigi input, output
dan stasionary dibuat untuk memindahkan dan membalikkan momen mesin. Umumnya
dua pasang roda gigi planetary digunakan untuk tipe kendaraan dengan transmisi
otomatis tiga kecepatan dan tiga pasang roda gigi planetary digunakan pada tipe
kendaraan transmisi otomatis dengan empat kecepatan.
3. SISTEM PENGONTROL
HIDRAULIS
Sistem pengontrol
hidraulis (hydraulic control system) direncanakan untuk memindahkan secara
otomatis dan menghubungkan roda-roda gigi input, output dan stationary dari
roda gigi planetary dan planetary carrier sesuai dengan kondisi jalannya
kendaraan (kecepatan kendaraan, membukanya throttle, beban dan lain-lain).
PENTING
Minyak transmisi
otomatis (automatic transmission fluid) bermacam-macam dalam viskosltasnya dan
koefisien geseknya. Hal ini sangat penting karena hanya produk tertentu yang
digunakan pada setlap kendaraan. Penggunaan ATF yang salah tidak hanya dapat
menurunkan tenaga, tapi juga dapat menyebabkan bunyl dan problem lainnya. Blia
memeriksa jumlah minyak catat batas perubahan sesuai temperature minyak dan kondisi
lainnya. Perlksa banyaknya minyak sesuai spesifikasi, (lihat buku pedoman
reparasi).
PROPELER SHAFT
Propeller shaft (pada
kendaraan FR dan kendaraan 4WD) memindahkan tenaga dari transmisi ke
differential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan
differential dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi, sejajar
dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi
selalu berubah-ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan
dan ukuran beban. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan
tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat
adanya perubahan-perubahan tadi. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada
setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari
suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara
transmisi dan diferential. Pada umumnya propeller shaft dibuat dari tabung pipa
baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul
pengimbang (balance weight) dipasang dibagian luar pipa dengan tujuan untuk
keseimbangan pada waktu berputar. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari
satu pipa yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung
berbentuk universal joint. Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint
kadang-kadang menggunakan bearing tengah yang bertujuan untuk mengurangi
getaran dan bunyi.
UNIVERSAL JOINT
Fungsi universal joint
ialah untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga
dari transmisi ke differential. Universal joint ada dua tipe : universal joint
tipe solid bearing cup yang dapat dibongkar dan universal joint tipe shell
bearing cup yang tidak dapat dibongkar.
DIFFERENTIAL
Komponen otomotif yang
dikenal pada differential terdiri dari dua bagian yaitu : final gear dan
differential gear dan mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Final reduction, Putaran poros engkol setelah dirubah oleh transmisi selanjutnya diperkecil oleh final gear untuk memperoleh momen yang besar.
- Differentiation, Differential depan dan belakang , Susunan roda gigi differential dibuat untuk menghasilkan kecepatan putaran roda sebelah dalam berbeda dengan kecepatan putaran roda sebelah luar pada saat kendaraan berganti arah (belok, dan lain-lain seperti pada gambar) sehingga roda-roda tidak akan slip.
CATATAN
Limited-Slip
Differential (LSD), Bila kendaraan berada di jalan berlumpur atau membelok
tajam salah satu rodanya cenderung slip karena sulit untuk memindahkan momen
gerak. LSD dapat membuat fungsi differential menjadi normal sehingga sejumlah
momen gerak dapat diteruskan ke roda dengan pencengkeraman jalan yang lebih
baik.
Differential tengah
(Full time 4WD) - Differential tengah (center differential) memindahkan tenaga
dari transmisi ke penggerak roda depan (front drive wheel) dan penggerak roda
belakang (rear drive wheel) dengan keadaan sama, dan meredam setiap perbedaan
kecepatan antara penggerak roda depan dan belakang selama membelok. Perubahan
arah tenaga gerak (front engine, rear drive model). Final gear merubah arah
dari perpindahan tenaga gerak ke posisi tegak lurus atau mendekati tegak ke
propeller shaft sebelum dipindahkan ke roda-roda penggerak.
FINAL
GEARS
Final gear differential
terdiri dari drive pinion dan ring gear, Tipe helical gear dipasang pada
kendaraan penggerak roda depan, dan Tipe hypoid bevel gear pada kendaraan
penggerak roda belakang.
HYPOID
BEVEL GEAR
Drive pinion terpasang
offset dengan garis tengah ring gear seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah. Perbandingan persinggungan roda-roda giginya besar dan bekerjanya sangat
halus. Selama roda-roda gigi berkaitan satu sama lainnya, tipe hypoid bevel gear
harus dilumasi dengan oli hypoid gear yang memiliki oil film yang kuat.
PENTING
Hypoid bevel gear
mempunyai permukaan gigi dan kecepatan menggelincir yang kuat. Tingkat oli
hypoid gear GL-5 (API service clasification) yang dapat digunakan. Tipe ini
mempunyai viskosiatas yang cukup untuk membentuk lapisan minyak pada permukaan
metal untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara metal.
HELICAL
GEAR
Tidak seperti hypoid
gear, untuk menghasilkan puntiran, gigi helical gear drive pinion selalu
bersinggungan dengan gigi ring gear pada lokasi yang sama tanpa ada celah
antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu bunyi dan getaran yang timbul sangat
kecil, dan momen dapat dipindahkan dengan lembut.
RODA GIGI DIFFERENTIAL
Roda kanan dan kiri
tidak selalu berputar pada kecepatan yang sama disebabkan keadaan jalan,
terutama pada saat membelok. Untuk tujuan ini diperlukan bagian khusus yang
dapat memutarkan roda-roda pada kecepatan yang berbeda. Perbandingan antara
jarak tempuh roda bagian dalam (A) dengan jarak tempuh roda bagian luar (B)
pada saat membelok sejauh busur seperti pada gambar, roda bagian luar (B)
digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah jarak 0 - B, sementara
roda bagian dalam (A) digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah
jarak 0-A. Oleh sebab itu jarak tempuh roda bagian luar lebih panjang dari pada
roda bagian dalam, dengan demikian roda bagian luar bergerak lebih cepat dan
berputar lebih cepat dari pada roda bagian dalam. Bila salah satu roda berada
pada jalan datar dan yang satu lagi pada jalan kasar seperti diperlihatkan pada
gambar, roda (A) pada permukaan kasar sudah tentu akan berputar lebih cepat
dari roda lainnya (B) pada permukaan datar (hal ini tidak akan terjadi bila
kedua roda berpijak pada jalan yang sama). Lebih lanjut, roda-roda jarang
berputar pada putaran yang sama di jalan umum sebab kedua roda berhubungan
dengan permukaan jalan yang berbeda. Sebab lain adanya perbedaan putaran roda
kanan dan kiri adalah karena ada perbedaan tekanan angin dan keausan ban. Bila
roda-roda bergerak pada rpm yang sama, maka salah satu akan slip. Ban akan
cepat aus dan cenderung berakibat pada kemampuan pengendaraan. Untuk mengatasi
hal ini diperlukan differential dengan tujuan agar dapat membedakan rpm untuk
menghasilkan momen yang sebanding.
PRINSIP DASAR UNIT RODA
GIGI DIFFERENTIAL
Prinsip dasar unit roda
gigi differential dapat dipahami dengan menggunakan peralatan yang terdiri dari
pinion gear dan dua rack seperti diperlihatkan pada gambar (a). Kedua rack
dapat menggelincir dengan bebas pada arah vertikal sejauh guide (berat rack dan
tahanan gelincir terangkat secara bersamaan). Pinion gear diletakkan diantara
dua rack, pinion dihubungkan ke shackle dan dapat digerakkan oleh shackle. Bila
beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack kemudian shackle ditarik ke
atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh shackle ditarik
ke atas, selama tahanan yang terdapat pada kedua sisi pinion sama, hal ini akan
mencegah agar pinion tidak berputar.
Tetapi bila beban yang
lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas
seperti pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gerigi rack yang
mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang diberikan
pada pinion. Dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan
terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.
Dengan kata lain bahwa rack mendapat tahanan lebih besar tidak bergerak
sementara rack yang tahanannya lebih kecil akan bergerak. Prinsip gerakkan rack
dan pinion, digunakan pada perencanaan roda-roda gigi differential.
KONSTRUKSI DASAR UNIT
RODA GIGI DIFFERENTIAL
Putaran poros engkol
yang diteruskan oleh propeller shaft diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan
drive pinion ke ring gear. Sebaliknya momen bertambah dan arah transmisi
berubah tegak lurus terhadap arah asalnya. Seperti diperlihatkan pada, dua
(atau empat pada beberapa kendaraan) differential pinion dan dua roda gigi sisi
(side gear) terletak di dalam rumah Differential yang menjadi satu dengan ring
gear. Bila rumah differential berputar, pinion differential yang terikat pada
rumah differential melalui poros pinion differential ikut berputar menyebabkan
side gear berputar. Side gear dihubungkan ke poros belakang (rear axle shaft)
dan memindahkan tenaga ke roda.
FUNGSI DASAR UNIT RODA
GIGI
1. Jalan Lurus
Tahanan gelinding
(rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) hampir sama pada
saat kendaraan bergerak lurus pada jalan datar. Oleh sebab itu, kedua side gear
berputar sebanding dengan putaran pinion differential dan semua komponen
berputar dalam satu unit. Bila tekanan kedua poros axle belakang sama (A dan B)
seperti diperlihatkan gambar di bawah, pinion differential tidak berputar
sendiri tetapi tierputar bersama dengan ring gear, rumah differential, dan
poros pinion (pinion shaft). Dengan demikian pinion differetial hanya berfungsi
untuk menghubungkan side gear bagian kiri dan kanan. Dengan demikian kedua side
gear berputar merupakan satu unit dengan putaran pinion differential
menyebabkan kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.
2. Membelok
Pada saat kendaraan
membelok (turning), jarak lempuh roda bagian dalam lebih kecil (busurnya lebih
pendek) dari pada roda bagian luarnya. Bila dibanding dengan kendaraan
pada saat berjalan lurus. Pada saat side gear bagian kiri ditahan seperti pada
gambar di bawah, tiap pinion differential berputar mengelilingi shaftnya
masing-masing dan juga bergerak mengelilingi axle belakang. Akibatnya putaran
side gear bagian kanan bertambah. Dengan kata lain, pada saat pinion
differential berputar mengelilingi salah satu side gear dan bergerak
bersama-sama dengan yang lainnya (tergantung pada tahanan yang diberikan pada
roda), jumlah putaran side pear satunya adalah dua kali dari putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata roda gigi kedua adalah
sebanding dengan putaran ring gear.
CATATAN
Hubungan antara rpm
drive wheel dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut :
Rpm ring gear = rpm
drive (roda kanan) + rpm drive (roda kiri) / 2.
Bila salah satu roda
berada dilumpur maka akan terjadi slip bila pedal accelerator ditekan. Hal ini
disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan lumpur. Ini
akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari lumpur, karena lebih banyak
terjadi slip (putaran dua kali lebih banyak dari pada ring gear) dari pada
bergerak.
POROS PENGGERAK (DRIVE
SHAFT)
Poros penggerak (drive
shaft) berfungsi menggerakkan roda-roda kendaraan yang menggunakan sistem
suspensi independent. Sudut joint dan jarak antara differential dengan roda
akan berubah sesuai dengan perubahan sudut antara bodi kendaraan terhadap
permukaan jalan selama bergerak. Untuk alasan ini digunakan kombinasinFixed
Constant Velocity joint, dan Slidable constant Velocity joint. Bila
terjadinperubahan (rebound) seperti pada gambar, jarak antara joint menjadi λ +
α > λ, disebabkan perubahan pada sudut joint. Karena jaraknya akan tetap,
sementara kendaraan terus melaju, diperlukan penggunaan slidable joint.
TIPE CONSTANT VELOCITY
JOINT
TRIPOD JOINT
Tripod joint mempunyai
tiga roller dan bentukrya sederhana dengan maksud mengurangi biaya pembuatan.
Umumnya joint tipe ini dibuat sedemikian rupa agar dapat bergerak pada arah
axial.
BIRFIELD JOINT
Joint ini mempunyai
beberapa steel ball, agar kepatan yang seragam dapat dipertahankan dengan
ketelitian yang tinggi. Alur khusus dibuat pada ball seat, sedemikian rupa
sehingga untuk kontak antara drive shaft dan poros yang digerakkan selalu dalam
jalur itu dibagi dua sudut perpotongan dari poros. Beberapa birfield joint
dibuat sedemikian rupa hingga perubahan penjangnya berlaku sesuai gerak
kendaraan, seperti perubahan tripod joint.
AXLE DAN AXLE SHAFT
Axle fungsinya menyangga
roda-roda seperti halnya drive shaft. Maka bentuk axle dibuat bermacam-macam
sesuai dengan tipe suspensi dan pemindah dayanya (FF, FR, 4WD dan lain-lain).
Axle shaft menyangga roda-roda dan kemudian memindahkan momen gerak. Bentuk
axle shaft di. buat bermacam-macam sesuai dengan tipe dari suspensi, pemindah
daya, dan lain-lain
Langganan:
Komentar (Atom)